geometri
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Masalah Dalam pembelajaran Matematika, kita
mengenal berbagai macam permasalahan. Permasalahan tersebut dapat berupa logika
atau
abstrak. Salah satunya adalah dalam Ruang Tiga Dimensi. Dalam makalah ini kami
berusaha menjelaskan dan menerangkan tentang beberapa permasalahan pada
Bangun Ruang Tiga Dimensi.Kami juga menyertakan beberapa latihan soal. Sehingga
dapatdigunakan sebagai bahan latihan masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan titik, garis dan
bidang dalamruang?
2. Bagaimana cara menggambar
bangun ruang ?
3. Apakah besar sudut pada bangun ruang
?
C. Tujuan Penulisan
Agar setiap mahasiswa ampu memahami tentang titik,
garis, bidang dan sudut dalam pembelajaran geometri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG
DIMENSI TIGA
Pengertian
Titik, Garis, dan Bidang
1. Titik

B
|
Q
|
Titik B
|
Titik Q
|
Gambar 1.1
|
|


- Garis
Garis adalah himpunan titik-titik yang
anggotanya adalah dua titik atau lebih. Titik-titik tersebut berderet ke kedua
arah yang berlawanan sampai jauh tak terhingga. Model atau representasi suatu
garis misalnya seutas benang kecil lurus yang dapat diperpanjang kedua arah
yang berlawanan sampai jauh tak terhingga. Garis hanya mempunyai ukuran
panjang. Garis diberi nama dengan menggunakan huruf kecil seperti g, h, k, dan
seterusnya, atau AB, AC, BC, dan seterusnya. Pada gambar 1.2 diperlihatkan dua
buah garis, yaitu garis h dan garis AC.

B
g
Garis g
|
A
|
Garis AB
|
|
|
|
||
|
Gambar 1.2
|
|
|
Bidang adalah himpunan
titik-titik, lebih dari dua buah titik dan tidak semuanya terletak pada sebuah
garis. Pada sebuah bidang, terdiri dari banyak sekali garis. Model sebuah
bidang adalah permukaan sebuah meja rata misalnya yang dapat diperlebar ke semua
arah. Bidang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Bidang diberi nama dengan
menyebutkan titik-titik sudut dari bidang tersebut atau memakai huruf α,
β, γ
, dan seterusnya. Pada gambar 1.3 diperlihatkan dua buah bidang, yaitu bidang α
dan bidang ABCD.
D C

α
A B
Bidang α Bidang ABCD
Gambar 1.3
2. Kedudukan
Titik dan Garis Titik Terletak pada Garis
Sebuah titik dikatakan terletak pada
garis, jika titik tersebut dapat dilalui oleh garis. Perhatikan gambar 1.4.

B
g
Titik B terletak pada garis g
Gambar 1.4
Sebuah titik dikatakan
terletak di luar garis, jika titik tersebut tidak dapat dilalui garis.
Perhatikan gambar 1.5.

h
|
C
|
|
|
|
Titik C terletak di luar garis h
Gambar 1.5
Contoh:
Diketahui kubus
KLMN.OPQR.
a.
Sebutkan
titik-titik yang terletak pada ruas garis KL.
b.
Sebutkan
titik-titik yang terletak di luar ruas garis KL.
Jawab:
|
|
|
|
|
R
|
Q
|
|
|
|
|
|
O
|
|
P
|
|
|
|
|

N
M
K L
a.
Titik-titik
yang terletak pada ruas garis KL adalah titik K dan L.
b.
Titik-titik yang terletak di luar ruas
garis KL adalah titik N, M, Q, R, O, dan P.
3.
Kedudukan Titik dan Bidang Titik
Terletak pada Bidang
Sebuah titik dikatakan
terletak pada bidang, jika titik tersebut dapat dilalui oleh bidang. Perhatikan
gambar 1.6.


α
Titik B terletak pada bidang α
Gambar 1.6
a.
Titik di Luar Bidang
Sebuah titik dikatakan terletak di luar bidang, jika
titik tersebut tidak dapat dilalui oleh bidang. Perhatikan gambar 1.7.
D 


α
Titik D terletak di luar bidang α
Gambar 1.7
Diketahui kubus
ABCD.EFGH.
a.
Sebutkan
titik-titik yang terletak pada bidang DCGH.
b.
Sebutkan titik-titik yang terletak di
luar bidang DCGH.
|
H
|
G
|
|
|
|
|
|
E
|
|
F
|
|
|
|
|

D
C
A B
Jawab:
a.
Titik-titik
yang terletak pada bidang DCGH adalah titik D, C, G dan H.
b.
Titik-titik
yang terletak di luar bidang DCGH adalah titik A, B, F, dan E.
4.
Kedudukan Dua Garis Dua Garis
Sejajar
Dua buah garis
dikatakan sejajar, jika dua buah garis tersebut sebidang dan tidak mempunyai
titik persekutuan. Perhatikan gambar 1.8.

l
k
α
Garis k dan l sejajar
Gambar 1.8
Dua buah garis
dikatakan berpotongan, jika dua buah garis tersebut sebidang dan mempunyai satu
titik persekutuan, yang dinamakan titik potong. Perhatikan gambar 1.9.

l
E
k
α
Garis k dan l berpotongan
Gambar 1.9
- Dua Garis Berimpit
Dua garis dikatakan
berimpit, jika jarak antara kedua garis tersebut adalah nol. Perhatikan gambar
1.10.

l
α
k
Garis k dan l berimpit
Gambar 1.10
Dua buah garis dikatakan bersilangan, jika dua buah
garis tersebut tidak sebidang atau melalui kedua garis tersebut tidak dapat
dibuat sebuah bidang datar. Perhatikan gambar 1.11.

g
h
α
Garis g dan h bersilangan
Gambar 1.11
Contoh:
Diketahui kubus
KLMN.OPQR
a.
Sebutkan
tiga pasang ruas garis yang sejajar.
b.
Sebutkan
tiga pasang ruas garis yang berpotongan.
c.
Sebutkan
tiga pasang ruas garis yang bersilangan.
Jawab:
|
|
|
R
|
Q
|
|
O
|
P
|
|
|
|
|
N
|
M
|
|
|
|
|
K
|
L
|
|

b.
KN berpotongan dengan MN, KM berpotongan
dengan LN, dan KQ berpotongan dengan LR.
c.
KO bersilangan dengan MN, KN bersilangan
dengan LP, dan KR bersilangan dengan MQ.
5.
Kedudukan Garis dan Bidang Garis
Terletak pada Bidang
Sebuah garis dikatakan
terletak pada bidang, jika setiap titik pada garis tersebut juga terletak pada
bidang. Perhatikan gambar 1.12.

B
g
A
α
Garis g terletak pada bidang α
Gambar 1.12
a.
Garis Sejajar Bidang
Sebuah garis dikatakan sejajar bidang, jika garis
dan bidang tidak mempunyai satu pun titik persekutuan. Perhatikan gambar 1.13.
g

α
Garis g sejajar bidang α
Gambar 1.13
Sebuah garis dikatakan memotong (menembus) bidang,
jika garis dan bidang mempunyai satu titik persekutuan yang dinamakan titik
potong atau titik tembus. Perhatikan gambar 1.14.

g
A
α
Garis g memotong bidang α di titik A
Gambar 1.14
Contoh:
Diketahui kubus
ABCD.EFGH
a.
Sebutkan
empat ruas garis yang terletak pada bidang ABCD.
b.
Sebutkan
empat ruas garis yang sejajar bidang ADHE.
c.
Sebutkan
dua ruas garis yang memotong (menembus) bidang DBFH.
|
|
|
H
|
G
|
|
E
|
F
|
|
|
|
|
D
|
C
|
|
|
|
|
A
|
B
|
|

a.
Ruas garis-ruas garis yang terletak pada
bidang ABCD adalah ruas garis AB, BC, CD, dan AD.
b.
Ruas garis-ruas garis yang sejajar
bidang ADHE adalah ruas garis BC ,FG, BF, dan CG.
c.
Ruas garis-ruas garis yang memotong
(menembus) bidang DBFH adalah ruas garis EC dan AG.
6.
Kedudukan Dua Bidang Dua Bidang
Berimpit
Dua bidang dikatakan
berimpit, jika setiap titik terletak pada kedua bidang. Perhatikan gambar 1.15.

α ,β
Bidang α dan bidang β berimpit
Gambar 1.15
Dua bidang dikatakan
sejajar, jika kedua bidang tersebut tidak mempunyai satu pun titik persekutuan.
Perhatikan gambar 1.16.

α


β

Bidang α dan β sejajar
Gambar 1.16
b.
Dua Bidang Berpotongan
Dua bidang dikatakan
berpotongan, jika kedua bidang tersebut mempunyai sebuah garis persekutuan.
Perhatikan gambar 1.17.

g
β 

α
Bidang α dan β berpotongan
Gambar 1.17
12
Diketahui kubus
KLMN.OPQR
a.
Sebutkan
dua pasang bidang yang sejajar.
b.
Sebutkan
dua pasang bidang yang berpotongan.
Jawab:
|
|
|
|
|
R
|
Q
|
R
|
Q
|
|
O
|
P
|
O
|
P
|
|
|
|
|
||
N
|
M
|
N
|
M
|
|
|
|
|
||
K
|
L
|
K
|
L
|
|

a.
Bidang KLMN sejajar dengan bidang OPQR
dan bidang LMQP sejajar dengan bidang KNRO.
b.
Bidang KLQR berpotongan dengan bidang
OPMN dan bidang OLMR berpotongan dengan bidang PQNK.
- Sudut
Sudut adalah ruang yang dibuat oleh
dua garis yg berpotongan di sekitar titik potongnya, atau bisa diartikan juga
sebagai penjuru atau pojok. Sudut juga dapat dibentuk dari dua
sinar yang titik pangkalnya berimpit. Suatu sudut diberi nama dengan:
1.
satu huruf kapital sesuai dengan nama
titik sudutnya.
2.
Tiga huruf kapital, nama titik sudutnya
ditulis di tengah di antara dua huruf yang lain.
C K


A B L



Misalnya : (a) BAC, CAB, atau A; dan



(b) MKN, NKM,
dan K.
Satuan besar sudut dapat dinyatakan
dalam derajat atau dalam radian. Satuan besar sudut dalam derajat dapat diukur
dengan alat busur derajat.




(a)
Sudut siku-siku, yaitu sudut yang
besarnya 90 .
(b)
Sudut lancip, yaitu
sudut yang besarnya antara 0 dan 90 derajat.

(c)
Sudut tumpul, yaitu sudut yang besarnya
antara 90 dan 180 derajat.
(d)
Sudut lurus, yaitu sudut
yang kedua kakinya membentuk garis lurus, atau sudut yang besarnya 180 .


Sudut siku-siku
|
Sudut lancip
|
Sudut tumpul
|
||
|
|
|
|
|
|
B
|
L
|
K
|
|
|
|
Sudut lurus
|
|
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
||||
A = 65
|
dan B = 35
|
dikatakan saling
berpenyiku karena 65 + 35 = 90 .
|





P = 86 dan K = 94 saling
berpelurus karena jumlahnya 86 + 94 = 180 . Sudut yang besarnya lebih dari 180
disebut sudut refleks.


Sudut
Refleks
PENUTUP
- Kesimpulan
Ini hanyalah sebagian kecil
permasalahan dalam matematika.Permasalahan matematika tidak lah mencakup hal
yang sempittetapi juga mencakup hal lain yang lebih luas.Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi
yangmenjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyakkekurangan
dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuandan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannyadengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap
para pembaca yang budiman dusimemberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demisempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini bergunabagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman padaumumnya.
Komentar
Posting Komentar