Makalah Akhlak



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan Muhammad SAW. adalah untuk menyempurnakan akhlak  manusia. Sejarah pun mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diminta agar  akhlak dan keluhuran  budi Nabi Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam kehidupan di berbagai bidang. Mereka yang mematuhi permintaan ini dijamin keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat.

B.    Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diambil.
1.     Apa definisi dari akhlak?
2.     Apakah perbedaan dari akhlak etika dan moral?
3.     Apa saja sumber akhlak?
4.     Bagaimana akhlak dapat membuat seseorang berhasil dalam kehidupan social?
C.    Tujuan
Agar kita dapat mengetahui apakah yang dimaksut dengan akhlak, dan kita dapat menjalankan dalam kehidupan sehari – hari.




BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Akhlak
  Kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak, menurut Quraish Shihab (2000:253). Akhlak menurut al-Qur’an termasuk diantara karakteristik dasar orang-orang beriman dan bertakwa; tidak akan masuk surga, tidak akan selamat, serta tidak akan mendapatkan kebahagiaan hakiki dalam kehidupan, orang-orang selain mereka. Sedang menurut sunnah Nabi, akhlak termasuk di antara cabang-cabang keimanan (syu’b ul iman) tidak sempurna keimanan seseorang kecuali ia menghias diri dengannya dan mengosongkan diri dari akhlak buruk. Oleh karena itu nilai-nilai dalam al-Qur’an dinyatakan dengan akhlak.
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluk ( خلوق ), yang tercantum dalam (QS. al Qalam 68: 4, dan al Syu’ara’ 26:137) berasal dari bahasa arab, yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Secara etimologi akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Kata akhlak jika diartikan sebagai perangai, maka memiliki arti yang lebih dalam karena telah menjadi sifat dan watak. Sifat dan watak yang telah melekat pada diri pribadi maka menjadi kepribadian. Pembentukan perangai kearah lebih baik atau buruk, ditentukan oleh factor dari dalam diri sendiri maupun dari luar/lingkungan. Kata khuluq ialah jama’nya kata akhlaq, hanya saja khuluq merupakan perangai manusia dari dalam diri (ruhaniyah) sedang khilqun merupakan perangai manusia dari luar (jasmaniah). Khuluq juga berhubungan erat dengan Khaliq (Pencipta), dan makhluq (yang diciptakan).
Pengertian etimologis tersebut berimplikasi bahwa akhlak mempunyai kaitan dengan Tuhan pencipta yang menciptakan manusia, luar dan dalam, sehingga tuntunan akhlak harus dari Khalik (Tuhan Pencipta), dan juga persesuaian kata dengan makhluk yang mengisyaratkan adanya sumber akhlak dari ketetapan manusia bersama, sehingga dalam hidup manusia harus berakhlak yang baik manurut ukuran Allah dan ukuran manusia. Hal ini memberi pengertian, bahwa apapun fungsi seorang muslim, harus berakhlak Islam dalam kehidupannya. Ajaran Islam telah menyatakan bahwa, suri teladan bagi setiap orang Islam ialah pribadi Rasulullah Saw. Sebagaimana tersebut dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 21.
Menurut Al Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari. Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi.

B.    Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Etika, Moral.
1.     Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab “Akhlak” yang merupakan bentuk jamak dari “Khuluq”. Secara bahasa “akhlak” berarti budi pekerti, tabi’at, watak. Dalam kebahasaan akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika.
2.     Pengertian Etika
Etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan

3.     Pengertian Moral
Secara bahasa moral berasal dari kata Latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti juga adat atau cara hidup. Moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. moral juga merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.
a)     Persamaan  Akhlak, Moral, dan Etika 
Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral  yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
1)     Akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang  perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.
2)     Akhlak, etika, moral  merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
3)     Akhlak, etika, moral  seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.

b)     Perbedaan Akhlak, Moral, dan Etika
Selain ada persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila sebagaimana diuraikan di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud:
Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah. Sementara itu, etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk. Jadi, etika bersumber dari pemikiran yang mendalam dan renungan filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani. Etika besifat temporer, sangat tergantung kepada aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.


C.    Sumber Akhlak dalam Islam
Sumber akhlak adalah wahyu (al-Qur’an dan al-Hadits). Sebagai sumber akhlak wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. al-Qur’an bukanlah hasil renungan manusia, melainkan firman Allah SWT yang Maha pandai dam Maha bijaksana. Oleh sebab itu, setiap muslim berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak dapat dibuat dan ditandingi oleh bikinan manusia. Sumber akhlak yang kedua yaitu al-Hadits meliputi perkataan, ketetapan dan tingkah laku Rasulullah SAW.
Dasar akhlak yang dijelaskan dalam al-Qur’an yaitu:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا
Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S.al-Ahzab : 21)
Dasar akhlak dari hadits yang secara eksplisit menyinggung akhlak tersebut yaitu sabda Nabi:
اِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقَ
Artinya : “Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak”.
Jika telah jelas bahwa al-Qur’an dan hadits rasul adalah pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlaqul karimah.



D.    Akhlak Sebagai Modal Sosial Bagi Keberhasilan Hidup Seseorang
"Dan tujuan akhir dari akhlak, yaitu memutuskan diri kita dari cinta kepada dunia, dan menancapkan dalam diri kita cinta kepada Allah SWT. Maka, tidak ada lagi sesuatu yang dicintai selain berjumpa dengan dzat ilahi rabbi, dan tidak menggunakan semua hartanya kecuali karenanya…"
 Jelaslah, al-Ghazāli menempatkan kebahagiaan jiwa manusia sebagai tujuan akhir dan kesempurnaan dari akhlak. Kebahagiaan tertinggi dari jiwa berarti mengenal adanya Allah tanpa keraguan ( ma’rifatullah).
Allah merupakan sumber cinta dalam manusia dan kebenaran yang memuaskan rohani. Implikasi etis, jiwa manusia meninggalkan segala hal duniawi supaya mengalami kebahagiaan jiwa. Manusia yang berpegang pada prinsip akhlak akan mengupayakan hidupnya secara bijak. Semua perbuatannya/amalnya diyakini keterarahan kepada Allah yang telah menanamkan segala yang baik dalam ciptaan. Dengan keseimbangan jiwanya, ia tidak membiarkan diri hanyut akan hal-hal bersifat material sejauh hal itu bisa menambah kesempurnaan akhlak.
Kebahagiaan itu diyakini mampu diwujudkan dalam keutamaan-keutamaan hidup. Jalan keutamaan itu sendiri perlu dilatihkan dan diterangi dengan prinsip akhlak di mana terjadi perpaduan anugerah Tuhan dan rasionalitas manusia untuk terarah pada kebaikan moral. Bahkan, dalam daya jiwa difokuskan suatu perbuatan mesti diorientasikan pada tindakan yang mengarah pada keadilan dan memandang kebebasan mutlak setiap individu.



Kesuksesan hakiki akan dapat diraih jika mengikuti konsep 7B, yaitu:

1.               Beribadah dengan benar
2.               Bertakwa dengan baik
3.               Belajar tiada henti
4.               Bekerja keras dan ikhlas
5.               Bersahaja dalam hidup
6.               Bantu sesama dan
7.               Bersihkan hati selalu

Dengan 7 konsep tersebut kita dapat mengimplikasikan dalam kehidupan sehari – hari namun tetap dengan akhlak yang baik maka kesuksesan akan dengan mudah kita dapat, baik kesuksesan dunia maupun akhirat.

Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal) seorang mukmin pada hari kiamat, melebihi akhlak yang luhur (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan. ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia, bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan Akhlak pun memiliki kaitan erat dengan etika, moral, kesusilaan dan kesopanan.
Pembahasan mengenai ruang lingkup ilmu akhlak adalah tentang perbuatan-perbuatan manusia yang mendorong kepada baik atau buruknya. . ilmu akhlak bukanlah tingkah laku manusia melainkan perbuatan yang dilakukan atas kemauan manusia itu sendiri yang selalu dilakukannya dan kemudian mendarah daging dalam diri  manusia itu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah kompetensi guru

Makalah Konsep Dasar Antropologi

tingkat dan jenis profesi dalam dunia pendidikan